Akhir tahun 2007 novel Saman karya Ayu Utami diterbitkan dalam terjemahan bahasa Jerman oleh penerbit Horlemann. Tentu saja penerbitan Saman tersebut bukanlah sebuah peristiwa besar, sebab Horlemann hanya penerbit kecil dan nama Ayu Utami hanya dikenal segelintir orang di Jerman. Namun, peristiwa penerbitan novel itu, seperti hampir setiap penerbitan buku baru, diresensi di beberapa media, dan buku itu diiklankan oleh penerbitnya. Read the rest of this entry
Monthly Archives: Maret 2008
Heteronormatifitas dan Falosentrisme Ayu Utami
NOVEL Ayu Utami, Saman (1998) dan Larung (2001), sering disebut sebagai contoh karya dengan ciri “keterbukaan baru” dalam membicarakan seksualitas. Pada bagian-bagian novel yang menceritakan keempat tokoh perempuan-Shakuntala, Laila, Yasmin, dan Cok-seks menjadi tema utama. Perilaku seksual yang diceritakan hampir sepenuhnya bertentangan dengan norma masyarakat (Indonesia), dalam arti bukanlah hubungan heteroseksual yang disahkan oleh surat nikah. Read the rest of this entry
Ispolit, Sebuah Negosiasi Budaya
Memang, pengategorian atau pengotakan sastra selalu memancing perdebatan, tetapi hal itu susah sekali dihindari. Ada beberapa hal yang membuat pengotakan itu beralasan. Pertama, sastra sebagai produk pengarangnya. Kedua, sastra sebagai model representasi. Ketiga, sastra sebagai produk industri. Terakhir, sastra sebagai sebuah alat negosiasi. Read the rest of this entry
Lelaki Beraroma Kebun
Cerita Pendek Linda Christanty
HALIFA masih ingat wajah lelaki itu. Sepasang mata yang sipit, hidung pesek, dan bibir hitam terbenam di kepala yang kecil. Saat ia tertawa terlihat gigi-gigi yang tak rata, ompong, dan kerak nikotin menempel di celah-celah gusinya. Tapi, ia jarang tertawa. Hanya matanya yang sering berbinar melihat orang datang. Hidup sendirian di tengah kebun tentu sebuah pengorbanan. Ia senang dikunjungi dan cepat-cepat menyuguhkan air putih serta bijur rebus atau buah keremunting yang hitam-manis pada tamunya, atau lebih tepat lagi, keluarga pemilik kebun. Read the rest of this entry
Konflik Tak Kunjung Padam
Nganggung, Media Silaturahmi Warga
Sebuah tradisi yang kini masih melekat dalam ranah tanah Bangka adalah nganggung. Kegiatan membawa dulang ke masjid atau langgar yang berisi makanan ini, kemudian diterjemahkan sebagai kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, saling membantu antara sesama warga dalam suatu desa atau kampung. Read the rest of this entry